Kehidupan Setelah Resign [Part 4]

Bahagia yang Nyata

Ramadan tahun 2018 ini banyak memberikanku pelajaran dan pengalaman baru, setelah dibukakan mata dan hati dengan melihat nyata kondisi di Bantar Gebang kemudian Allah kembali mempertemukanku dengan orang baik dan hebat lainnya. Pekan pertama ketika kembali tinggal di Bogor, aku yang saat itu seolah mencari teman dan kegiatan baru. Kutemukan aktivitas yang menurutku dapat membantu menambah ilmu agamaku yang masih minim. Aku dikenalkan oleh seorang teman dengan kegiatan kajian rutin pekanan tiap ba'da Ashar di Masjid Alumni IPB bernama "Teman Hijrah". Ketika kutelusuri kegiatan Teman Hijrah melalui akun Instagramnya, kulihat ada foto teman kuliahku sewaktu menjadi mahasiswa gizi D3 IPB yang menjadi jamaah kajian tersebut. Segera kucoba hubungi dia melalui direct message dan kutanyakan kabarnya. 
 
Meeting membahas rencana kegiatan
   

Pertemuan kembali saat itu membawaku pada pelajaran baru yang tak kalah berharga. Singkat cerita, kami kembali berkumpul dengan temanku lainnya yang juga alumni gizi. Berangkat dari niat dan tujuan yang sama, bahwa ingin memiliki arti pada kehidupan dengan cara berbagi. Maka kami membuat kegiatan untuk Ramadan berupa "Belanja bareng si dia". Kami mengajak serta anak-anak dhuafa di Bogor untuk berbelanja kebutuhannya menuju lebaran. Sebelumnya kami melakukan open donations melalui media sosial dan jaringan yang kami miliki. Alhamdulillah terkumpul dana melebih target, sehingga akhirnya kami dapat mengajak 20 anak dhuafa untuk berbelanja di Bogor Trade Mall dan dilanjutkan dengan makan buka puasa bersama.
 
Kiri-kanan: Raga, Malla, Euis, Andri

Karena kami sebagai penyelenggara kegiatan dan sekaligus tim marketing dan juga volunteernya, maka masing-masing kami akan bertugas membawa lima orang anak untuk berbelanja. Pengalaman pertama bagiku ketika belanja bareng krucil-krucil ke mall, ga nanggung-nanggung harus ngegandeng lima anak sekaligus ketika weekend, kebayang penuhnya seperti apa BTM. Ahad itu pas banget momennya abis gajian pegawai, kondisi mall penuh dan rame pastinya. Masing-masing anak diberi identitas supaya gampang dicari kalau terpisah dari barisan. Apa rasanya belanja bareng rombongan bocah? seru, riweuh, rame weh pokokna mah.. hahaha.. Apalagi ketika masing-masing teriak, "Kakak, aku mau baju yang ini" | "Kakak, aku pengen nyobain baju ini". Dan beragam teriakan heboh lainnya ketika mereka sibuk memilih baju lebaran. 





 
Oh ya, ada satu momen yang bikin haru dan pengen nangis saat itu (tapi karena malu, jadi ditahan dulu, hihihi). Ketika seorang anak mengajak berbisik dan berkata, "Kakak makasih ya udah ajak aku jalan-jalan, belanja, dan makan. Semoga kakak dikasih rezeki yang banyak sama Allah ya". Anak itu niatnya mungkin berbisik, tapi ketika kita berada di dalam mobil dengan kondisi cukup penuh saat perjalanan pulang jadi anak-anak lain pun ternyata mendengarnya dan kemudian teriak bersamaan dengan mengucapkan terima kasih yang sama. Uuuhhh... momen seperti itu rasanya sangat membahagiakan, melebihi bahagianya ketika kamu bisa tidur siang di waktu weekend. Karena ketika menjadi pegawai, dulu indikator bahagiaaku mungkin sangat cetek yaitu bisa istirahat tidur siang di kala weekend supaya bisa semangat lagi di hari Senin pas ngantor. Makanya perlahan aku berbenah untuk membuat indikator kebahagiaanku. Karena bahagia adalah bagian dari cara agar kita tetap sehat 😄 hahaha..


 

Tidak ada komentar:

Sila tinggalkan jejak di laman blog ini, ketika sudah membacanya :)

Diberdayakan oleh Blogger.