Cinta Yang Tetap Sama

Dua hari yang lalu aku mendapati nikmat bisa berpuasa di rumah bersama keluarga. Dan sore kemarin aku harus kembali ke Kota Bogor. Kembali menjadi anak kosan yang mungkin sudah bersahabat dengan kemandirian. Ada suasana yang selalu kurasakan sama ketika pulang ke rumah. Meskipun hampir sepuluh tahun jadi anak kosan dan tinggal di Jakarta hingga kembali ke Bogor, sikap mereka tak pernah berubah. .
.
Ya, mereka. Mama dan Bapak di rumah. Mereka tetap sama memperlakukanku sebagai anak perempuan bungsunya. Meski kini aku sudah tidak merengek untuk minta dibelikan es krim, tidak pula menangis karena ulah sang kakak. Tapi perhatian dan kasih sayang mereka tetap sama seperti halnya aku kecil dulu. .
.
Mama yang selalu sibuk menyiapkan menu makanan di rumah ketika anak-anaknya berkumpul. Bahkan tak jarang aku menyengaja untuk minta dimasakan menu tertentu yang tak pernah aku dapati di warung makan di Jakarta ataupun Bogor. Ada pula Bapak yang selalu memisahkan buah hasil panen di kebun. Karena nantinya pasti akan dijadikan bekal untuk ku bawa ke kota. .
.
Ada momen yang selalu sama berulang. Yaitu ketika aku akan kembali pergi, Mama pasti sudah dengan cekatannya menyiapkan bekal makanan untuk ku bawa. Mulai dari lauk-pauk, sayur, sambal, dan tak ketinggalan nasi yang porsinya seperti kuli. Bapak pun pasti mengingatkan supaya aku membawa bekal beras untuk di kosan. Bahkan kadang harus bawa dua bungkusan beras, karena yang satunya untuk ibu kosan. Sambil berpesan, "ini mah beras dari sawah yang digiling sendiri, tekstur pulennya pas". .
.
Ternyata benar kasih sayang orang tua tak mengenal waktu. Bahkan meski kita telah merasa dewasa dan mandiri sekalipun, mereka tetap memperlakukan kita sebagai anak kecilnya. Kasih sayang mereka tak pernah berkurang, melainkan bertambah setiap harinya. Ya Rabbi, lindungi dan jaga mereka dengan kasih sayang-Mu. .
.
#ramadhanberceritaday3 #ramadhan1439h #ramadhan2018 #family #love #lovefamily #writing #shortstories #notes